Belajar mendalami sesuatu dengan cara ikut menyelaminya

Monday, 23 October 2017

Traveling to Bromo

Siapa yang tidak pernah dengar nama gunung Bromo.. ya, nama gunung yang sudah melegenda sejak zaman dahulu kala. Sampai-sampai ada legendanya.

Umumnya orang cuma kenal Gunung Bromonya saja. Siapa sangka, ternyata daerah ini juga merujuk ke suatu kawasan Tanaman Nasional Bromo-Tengger-Semeru yang berada di Jawa Timur. Terdapat berbagai macam destinasi wisata di sini, mulai dari sunrise sampai ke pemandangan hijau yang menghipnotis mata.

Jika wisatawan ingin menuju ke kawasan ini tidak perlu repot dengan alat transportasi yang digunakan sangat beragam. Dengan adanya penerbangan langsung dari Malang-Jakarta dan Malang-Denpasar mempersingkat waktu perjalanan. Melalui Malang bisa menggunakan mobil yang kemudian menempuh perjalan kurang lebih 2-3 jam ke bromo dengan diteruskan menaiki Hard Top untuk meng-eksplore kawasan Bromo ini.

Penduduk yang mendiami daerah ini dikenal sebagai suku tengger yang mayoritas beragama hindu. Ciri khas penduduk lokal di sini mengenakan kain sarung yang seolah seperti selempang.

Kalian yang hobi dengan view yang bagus dapat menikmati pemandangan sebagai berikut:

1. Pananjakan
Di tempat ini kalian akan dapat menikmati sunrise di pagi hari dan untuk dapat mengabadikan momen ini harus sedini mungkin untuk sampai ke tempat ini.
Salah satu view dari Pananjakan (tampak G. Bromo, G. Batok, G. Semeru)

Selanjutnya kamu akan menikmati view dari atas perkampungan Tengger dan hamparan awan yang menutupi padang pasir.

View dari tangga pananjakan
2. Puncak Gunung Bromo
Jika ingin mencapai ke puncak gunung wisatawan akan menaiki tangga yang lumayan tinggi dan melelahkan. Setelah sampai di atas kita tidak akan merasa kecewa karena dengan lantang dapat melihat hamparan pasir dan gunung batok serta tebing-tebing yang menghampar indah.


View dari puncak Gn. Bromo 
Bagi kamu yang pemula dalam mendaki gunung, Bromo adalah tempat yang tepat untuk itu. Pengunjung akan dapat mendengarkan suara yang menggelegak keluar dari kawah bromo.

Kawah bromo dan asap yang mengebul dari
3. Lautan Pasir
Sepanjang jalan dataran rendah selama mengeksplor kawasan bromo ini jangan heran bumi yang dipijak bukan tanah tetapi pasir yang berwarna hitam.
Lautan pasir tampak dari puncak bromo

4. Bukit Teletubies
Berdasarkan cerita warga setempat tidak tahu siapa yang memberi nama teletubies namun secara sekilas memang terlihat seperti hamparan permadani hijau yang indah dan akan memanjakan mata wisatawan. Di sini terdapat kuda yang disewakan oleh penduduk setempat serta tempat untuk mengopi

Pemandangan bukit teletabis dan kuda
yang disewakan kepada pengunjung

Pemandangan sisi lain dari bukit teletabis



5. Pasir Berbisik
Lokasi ini pernah dijadikan lokasi syuting film layar lebar dan memang seolah pasir ini berbisik (fenomena suara yang muncul dari hembusan angin).

Hard Top di atas padang pasir berbisik














Bagaimana menurut kamu dengan Kawasan Bromo?! Menarik bukan. Tempat ini cocok sekali bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan dinginnya area pegunungan.
Share:

Monday, 9 October 2017

Perlukah Reformasi Birokrasi Rumah Sakit?

Setumpuk persoalan dunia perumahsakitan di Indonesia seperti tidak ada hentinya. Dimulai dari kasus kematian, penelantaran pasien, kekurangan tenaga SDM, dan isu pencemaran lingkungan. Tentunya ini bukanlah sebuah cerita yang membanggakan. Apalagi, jika pemangku kepentingan tidak mengambil pelajaran dan tindakan dari serangkaian peristiwa tersebut sebagai bahan evaluasi terhadap sistem yang berlaku.

Baru-baru ini, kejadian yang menimpa seorang bayi bernama Debora di RS Mitra Keluarga sedang hangat diperbincangkan. Kejadian ini membuka mata publik bahwa tempat layanan kesehatan tidak bersahabat terhadap masyarakat. Sejatinya, rumah sakit merupakan fasilitas yang memberikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Jika ditilik ke belakang, pada bulan Mei lalu seperti dilansir dari liputan6.com (9/5/2017), seorang ibu hamil dilaporkan meninggal di RSUP Kandou Manado atas dugaan keterlambatan tindakan medis. Masih segar juga diingatan publik terhadap meninggalnya pasien ibu hamil, Julia Fransiska Maketey di tempat yang sama. Kasus ini berlanjut ke pengadilan dan hakim telah memutuskan hukuman penjara untuk dokter Ayu dan sejawatnya atas kelalaian yang dilakukan. Bahkan, peristiwa ini memantik protes dari tenaga kesehatan khususnya tenaga medis untuk mogok kerja, tentu hal ini menambah buruk citra insan kesehatan di mata publik.

Aksi Solidiaritas Tenaga Medis (Sumber: https://goo.gl/iCxrbC)
Ketimpangan jumlah tenaga medis selalu dijadikan alasan ketidak optimalnya layanan kesehatan di pusat layanan kesehatan. Bagaimana tidak, rasio dokter terhadap 100.000 penduduk Indonesia di tahun 2015 menurut Kemenkes adalah 16,06 dokter. Angka jauh lebih rendah dari target pemerintah yaitu 45 dokter/100.000 penduduk pada tahun 2019. Salah satu penyebabnya adalah banyak dari dokter bekerja di luar fungsi layanan medis, seperti di bidang manajerial rumah sakit.

Adanya peraturan perundang-undangan mengenai keharusan rumah sakit dipimpin oleh tenaga medis (dokter dan dokter gigi) menjadi persoalan di beberapa daerah yang terbatas tenaga medis. Di sisi lain, timbul kerancuan apakah direktur rumah sakit tetap melakukan praktik medis untuk mempertahankan status profesinya atau melepaskannya. Kareanya tidak mengherankan di pagi hari menjadi pimpinan di struktural dan setelah jam kantor berpraktik di luar. Secara tidak langsung kondisi ini berkontribusi terhadap ketersedian tenaga praktisi medis atau mungkin saja dapat menurunkan mutu layanan.

Pengelolaan lingkungan khususnya limbah rumah sakit di Indonesia masih menjadi persoalan. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia, pada tahun 2015 hanya 256 dari 2.488 rumah sakit atau 10,29%-nya saja yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai dengan standar. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengelola rumah sakit masih belum serius akan pentingnya pengelolaan lingkungna untuk meminimalisir dampak merugikan terhadap kehidupan sekitar.

Komitmen regulator dalam bentuk kebijakan yang dapat menjawab persoalan di tingkat operasional sangat penting dilakukan. Setidaknya kesalahan sistem pada tataran strategis diharapkan dapat dicegah dan dikelola.

Sumber: Profil kesehatan Indonesia 2015, liputan6.com
-------
Artikel di atas pernah ditayangkan di UC Wemedia pada tanggal 14 September 2017 dengan perubahan (http://tz.ucweb.com/9_1ETvl).
Share:

Wednesday, 23 November 2016

Hidup Berawal dari Mimpi

Aku anak sulung yang lahir di desa, jauh dari Kota Jambi, tepatnya di Desa Bukit Batu, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin. Mungkin saat diceritakan asalku, tidak banyak orang mengenalnya kecuali mereka yang pernah singgah atau sekadar lewat untuk pergi ke Kerinci (daerah yang populer dengan kebun teh kayu Aro dan gunung kerinci) lewat dari jalur kota Bangko atau kota Jambi. Masa kecilku tidak banyak ku habiskan di sana, hanya sampai SD. ya hanya SD tapi banyak hal yang membuatku sulit melupakannya. Pengalaman itu terus aku ingat sampai sekarang.
Gambar. Daerah Pasar Sungai Manau

Setelah lulus SD, aku pergi merantau ke Kota Padang Panjang untuk melanjutkan sekolah SMP di Pondok Pesantren. Kota inilah menjadi awal kenapa aku harus menuntut ilmu di tempat orang yang jauh dari tanah asalku. Di sinilah aku mulai sering pergi ke perpustakaan. Banyak hal yang dapat aku gali dari sini. Tidak hanya persoalan agama tetapi juga tentang bagaimana harus bersikap untuk menghadapi masa depan.

Suatu hal yang tak pernah terbayangkan dalam mimpiku untuk pergi sekolah ke Jakarta. Aku tahu Ibulah yang sangat memberikan dorongan yang kuat untuk aku pergi merantau ke Jakarta. Sedangkan Ayahku memberikan keleluasaan untuk memilih pendidikan yang akan aku ambil.

Jakarta kota yang penuh dengan mimpi. Dari mimpilah itulah aku dapat melanjutkan kuliah di Universitas Indonesia. Suatu yang jarang bagi seorang alumni pesantren untuk kuliah di sini. Secara garis besar, pengalaman – pengalaman semasa kecil telah membentuk cara aku memandang mimpi besar pada saat ini. Untuk mencapai mimpi – mimpi yang dulu mungkin sangat sulit untuk dibayangkan untuk menggapainya. Berdasarkan pengalaman tersebut telah kugoreskan dawat dalam secarik kertas untuk menuliskan visi ke depan. Aku ingin merubah keraguan yang ada di dalam diriku sendiri menjadi sebuah keyakinan untuk melangkah ke depan.
Share:

Sunday, 26 October 2014

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (I)

Defini Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan atas atau bawah, biasanya menular yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu (WHO, 2007) dan berlangsung selama 14 hari. 

Secara sederhana penyebab ISPA sangat terkait dengan tidak berfungsinya silia yang terdapat dalam sistem pernafasan seseorang. Jika silia rusak, otomatis menjadi penyebab penyakit ISPA karena kotoran yang masuk bersama udara tidak dapat disaring yang berujung pada infeksi.

Saluran pernafasan merupakan organ yang dimulai dari hidung sampai gelembung paru beserta organ – organ disekitarnya seperti sinus, ruang telinga tengah, dan selaput paru. Dalam saluran pernafasan mulai dari hidung hingga bronkus terdapat membran mukosa bersilia (silia = rambut – rambut halus). Udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang tedapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia mendorong lapisan mukosa ke belakang ke rongga hidung dan ke arah atas menuju faring.

Secara umum, efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.

Penyebab terjadinya penyakit ISPA begitu kompleks dan heterogen yang biasanya berasal dari mikroorganisme seperti infeksi bakteri, jasad renik, riketsia, dan benda – benda partikulat.

ISPA masuk ke dalam penyakit yang penyebabnya kompleks dan heterogen. Biasanya penyebabnya berasal dari mikroorganisme seperti infeksi bakteri, riketsia, virus, dan jasad renik lainya serta benda – benda partikulat. Bakteri penyebab ISPA misalnya streptokokus hemolitikus, stafilokokus, pneumokokus, hemofilus influenza, bordetella pertusis, dan korinebakterium diffteria. Bakteri tersebut di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. 

Ada beberapa hal pencetus yang dapat membuat penyebab ISPA semakin bertambah, seperti kebiasaan merokok karena dengan merokok, asap yang masuk secara langsung dapat membuat silia dalam sistem pernafasan rusak sedikit demi sedikit.
Share:

Wednesday, 5 February 2014

Kisah Hikmah: Bapak, Anak, dan Keledai

Suatu hari seorang Bapak sedang melakukan perjalanan dengan putranya yang masih kecil dan dia menyayanginya. Oleh karena itu ia menaruh anaknya diatas punggung keledai dan dia menuntun keledai tersebut. Ditengah perjalanan beliau diolok-olok oleh orang-orang yang melihatnya : "Bagaimana orang tua itu, mengapa anaknya tidak memberi kesempatan naik diatas keledai, bukankah anaknya lebih kuat untuk berjalan kaki".

Mendengar kalimat itu segera ia mengambil posisi dan menggantikan anaknya untuk menaiki keledainya sementara sang anak menuntun keledai tersebut. Sampai ditempat yang lain orang-orang pun berkomentar melihat mereka : "Sungguh tidak tahu malu orang tua itu, dia sebagai orang tua hendaknya mengalah untuk tidak naik keledai dan biarkan anaknya yang menaiki keledai tersebut". Bapak tersebut bingung dan segera turun dari keledainya.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sambil menuntun keledainya. Tiba di tempat lain orang-orang menertawakan sikap kedua musafir tersebut dengan berkata : "Bodoh sekali orang itu, mengapa mereka tidak menaiki keledainya bukankah sangat menyenangkan menaiki keledai, mereka tidak akan lelah. Buat apa punya keledai jika hanya dituntun ?". Mendengar omongan orang-orang disekitarnya Bapak tersebut menjadi berfikir dan malu.

Ada perasaan serba salah dari semua yang telah dilakukan, akhirnya beliau mengambil keputusan. Kedua orang anak dan bapak itu akhirnya menaiki keledainya berdua dan melanjutkan perjalanan. Sampai di tempat lain orang-orang disekitar perjalanan yang dilaluinya melihat dengan keheranan menatap bahkan mengumpat : "Dasar orang tidak tahu diri..!, masak seekor keledai harus menanggung beban dua orang sekaligus diatas punggungnya, kasihan sekali nasib keledai itu"... Bapak tersebut berfikir panjang atas kejadian yang dialaminya selama perjalanan dengan anaknya. Satu pun tidak ada yang mendukungnya bahkan semua menyalahkan.

Semakin dicari kebenaran atau kesempurnaan menurut manusia, semakin diketahui bahwa tidak ada yang benar atau yang sempurna sekalipun, justru mendapati kekurangan dan kesalahan yang dilakukan tanpa disadari. Kesemuanya tergantung dari kita sendiri dalam menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Luaskanlah ilmu, penuhkanlah pengalaman, dan lapangkanlah pergaulan sebagai penyaringnya.
Share:

Rintihan Dalam Tenda Depan Istana

Siapa sangka di depan Istana tuan Presiden ada satu keluarga (bapak, ibu, dan anak) yang menginap di dalam tenda demi keadilan. Sudah bertahun mereka di Jakarta untuk keadilan.

Badai kasus malpraktik seorang dokter di Sulawesi Utara telah berlalu. Sekarang masuk dalam gelombang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang katanya dijadikan pelindung untuk mereka yang miskin agar terlayani dengan baik.

Biarlah gelombang JKN ini diperbincangkan untuk mendapatkan rupanya yang menawan. Biarlah elit politik dan birokrat sibuk mengurusi jalannya Pemilu 2014.

Jika hendak diperhatikan oleh pemegang kuasa, minta bantulah dengan media massa nasional.

Ahhh.. rasanya tak mungkin karena Televisi skala Nasional sedang sibuk menjual diri Tuannya agar mendulang suara di Pemilu 2014.

Demi rasa kemanusiaan lihatlah anak bangsa yang datang jauh dari daerah itu terdampar di depan istana yang berkarpet merah VVIP, mereka hanya ingin menunjukkan bahwa si miskin ini ingin diperlakukan sama dengan mereka yang kaya, anak penguasa.
Satu keluarga tidur di bawah tenda

Spanduk yang mereka buat untuk menjelaskan apa yang sudah mereka lakukan untuk menempuh keadilan dan jalur birokrasi

Kondisi keluarga di tenda

Saat bincang dengan orang tua Elyana

Share:

Friday, 13 December 2013

Sebuah Angan-Angan "Kantin Sehat Untuk Semua"

Gambaran Umum
Kantin merupakan tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum. Kantin juga dapat berfungsi sebagai tempat interaksi berbagai macam kalangan masyarakat. Biasanya terdapat di tempat pendidikan, rumah sakit, pabrik, atau perkantoran.

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. 

Makanan adalah setiap benda padat atau cair yang apabila ditelan akan memberikan persedian energi kepada tubuh untuk pertumbuhan atau berfungsinya tubuh. Menurut WHO yang dimaksud makanan adalah "Food include all substance, wheter in a natural state or in a manufactured or prepared form, wich are part of human diet". Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan. Atas hal tersebut makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh manusia. 

Makanan layak konsumsi hendaknya memenuhi kriteria berikut agar tidak menimbulkan dampak kesehatan pada manusia, diantaranya adalah:
  1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
  2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
  3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
  4. Bebas dari mikro organisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
Mendapatkan makanan yang bermanfaat dan tidak berbahaya bagi yang mengkonsumsinya diperlukan suatu upaya penyehatan makanan dan minuman agar dapat mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapan yang mungkin atau dapat menimbulkan penyakit maupun gangguan kesehatan, salah satunya dengan memperhatikan hygiene dan sanitasinya.

Dalam penyelenggaraan makanan terdapat enam prinsip hygiene dan sanitasi yang digunakan sebagai dasar penyelenggaraan makanan yang dilakukan pada industri makanan, jasa boga, restoran, rumah makan, hotel, dan rumah sakit maupun tempat lain yang membuat/menjual makanan/minuman. Enam prinsip tersebut adalah:
  1. Pengadaan Bahan Makanan
  2. Penyimpanan Bahan makanan
  3. Proses Pengolahan Makanan
  4. Pengangkutan Makanan
  5. Penyimpanan Makanan
Pengelolaan kantin penting dilakukan agar dapat mengurangi risiko terhadap dampak kesehatan dan dampak sosial ekonomi. Dampak kesehatan yang timbul seperti diare, malnutrisi, serta penyakit lainnya. Dampak sosial ekonomi seperti pengeluaran untuk biaya pengobatan dan perawatan yang nantinya akan mengurangi waktu produktifitas penderita.

Cara Pelaksanaan Kantin Sehat
Pemahaman tentang kantin sehat bagi sebagian kalangan hanya terfokus pada bentuk fisik dan rancang bangun kantin saja. Jika dilihat dalam perspektif lain, kegiatan yang dilakukan juga harus diperhatikan dalam pengelolaan kantin terutama dari mana sumber bahan makanan berasal, pengolahan, penyimpanan, sampai pada penyajian. 

Penerapan beberapa parameter di atas pada dasarnya bertujuan untuk meminimalisasi faktor makanan sebagai media penularan penyakit dan masalah kesehatan. Persyaratan sanitasi tersebut juga sebagai salah satu bentuk sistem kewaspadaan dini, juga sebagai alat untuk menilai faktor resiko. Prosedur ini umum, dalam kaitan dengan hygiene dan sanitasi makanan, kita kenal sebagai system Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). Sistem ini pada dasarnya merupakan pendekatan yang mengidentifikasikan hazard spesifik dan tindakan untuk mengendalikannya. Yang dimaksud dengan hazard - dapat berupa agens biologis, kimiawi, atau agen fisik -  pada makanan yang berpotensi menyebabkan efek yang buruk pada kesehatan.

Agar seluruh langkah – langkah untuk mencapai Kantin Sehat maka diperlukan keterlibatan seluruh stakeholder, lihat gambar 1.

Gambar 1. Pilar Kantin Sehat

Sebagai landasan awal dalam pelaksaan program ini adalah:
1. Ilmu Pengetahuan, Penelitian, Pengembangan
Berkembang pesatnya industri pangan pada saat ini tentu memberikan dampak positif terhadap industri pangan, namun sisi lain dapat pula memberikan dampak negatif. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan penelitian – penelitian tentang kemanan pangan, maka akan didapatkan tata cara pengelolaan dan pengolahan pangan yang baik.

Penelitian yang dilakukan memberikan kontribusi terhadap penyehatan makanan dengan harapan:
  • Kontrol terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB)
  • Deteksi dini terhadap cemaran yang terdapat dalam pangan
  • Untuk identifikasi faktor resiko spesifik yang berhubungan dengan induk semang/host, agen, dan lingkungan
  • Identifikasi faktor – faktor yang berkontribusi terhadap kontaminasi, tumbuh kembang, kelangsungan hidup, dan penyebaran agen penyakit yang berasal dari makanan.
  • Melakukan langkah – langkah pencegahan terhadap KLB dan dasar dalam pembuatan peraturan keamanan pangan

2. Komitmen Bersama
Perlu kesadaran dan kepedulian bersama atas kualitas jajanan yang ada di kantin agar jajanan yang dijual aman untuk dikonsumsi yang dimulai dari konsumen sampai ke pembuat aturan.

Pemerintah, Pengelola, dan jajaran Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama di seluruh daerah juga harus aktif untuk melakukan upaya menjamin keamanan atas pangan tersebut.

Misalkan jajanan yang dijual di sekolah, maka orang tua/wali murid perlu bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memastikan jajanan anak di sekolah bergizi dan sehat. Selain kerja sama dengan sekolah, orang tua juga mengajari kepada anak mereka untuk membedakan mana makanan sehat dan makanan yang tidak layak untuk di konsumsi.

Diperlukan komunikasi yang intensif dari pengelola untuk mensosialisasikan keberadaan kantin sehat, bukan melarang pedagang berjualan, tapi salah satu syaratnya bagaimana keberadaan kantin sekolah dalam mengakomodir pedagang yang ada baik dalam gedung maupun diluar area gedung.


Setelah adanya landasan kemudian perlu adanya pilar – pilar untuk mencapai kantin sehat adalah:
1. Pemerintah
a.      Peraturan dan pelaksanaannya
Perlu adanya keputusan bersama antara kementerian terkait yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan terhadap payung hukum kantin sehat. Masing – masing kementerian sebenarnya telah mempunyai peraturan tentang keamanan pangan, hygiene sanitasi makanan jajanan, penataan pedagang kaki lima, dan lainnya, namun belum spesifik mengenai kantin sekolah.
Perlu dilakukannya sosialisasi peraturan agar semua khalayak mengetahui adanya peraturan yang dibuat sehingga apa yang diinginkan dari peraturan tersebut dapat berjalan dengan baik.
b.      Advokasi, pendidikan dan pelatihan
Landasan pentingnya advokasi, pendidikan, dan pelatihan adalah suatu usaha untuk mendapatkan atau menciptakan perhatian kepada para pemangku kepentingan terhadap permasalahan/isu pentingnya penerapan kantin sehat dan mengarahkan agar mau memberikan dukungan akan pentingnya hygene dan sanitasi pangan dan tempat berjualan agar dapat mengkonsumi pangan yang aman dan sehat.
c.       Pendataan dan pembinaan
a) Akuisisi data epidemiologi untuk penilaian risiko patogen bawaan makanan
b) Stimulasi penelitian yang akan membantu dalam pencegahan wabah serupa
c) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksaan program dan kegiatan Penataan dan Pemberdayaan PKL
d.      Pengawasan dan evaluasi
Melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan program Kantin Sehat secara berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan program.

2. Pengelola
a.      Pemahaman Hygiene Sanitasi
Perlu Memberikan pemahaman kepada pengelola tentang upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi Pangan yang sehat dan higienis yang bebas dari bahaya cemaran biologis, kimia, dan benda lainnya serta pentingnya penyediaan fasilitas sanitasi untuk kebersihan tempat, peralatan dan orang.
b.     Lokasi dan Bangunan Kantin
Desain bangunan penting diperhatikan untuk mempermudah arus keluar masuk pembeli serta tata letak yang sesuai dengan peruntukannya sehingga tempat tersebut menjadi nyaman.
Makanan jajanan yang dijajakan dengan sarana penjaja konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi makanan dari berbagai pencemaran. Lokasi kantin harus cukup jauh dari sumber pencemaran atau dapat menimbulkan pencemaran makanan jajanan seperti pembuangan sampah terbuka, tempat pengolahan limbah, rumah potong hewan, jalan yang ramai dengan arus kecepatan tinggi.
Konstruksi bangunan kantin sekurang – kurangnya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a)      Mudah dibersihkan
b)      Ventilasi dan pencahayaan yang cukup
c)      Tersedia tempat untuk:
1)      Air bersih
2)      Penyimpanan bahan makanan
3)      Penyimpanan makanan jadi/siap disajikan
4)      Penyimpanan peralatan
5)      Tempat cuci (alat, tangan, bahan makanan)
6)      Tempat sampah.

Kantin juga harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi meliputi:
a)      Air bersih
b)      Tempat penampungan sampah
c)      Saluran pembuangan air limbah
d)     Jamban dan peturasan
e)      Fasilitas pengendalian lalat dan tikus
c.      Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
Melakukan pengelolaan terhadap segala bahaya dan acamana serta melakukan upaya pencegahan terhadap sumber – sumber cemaran yang berasal dari lingkungan dan proses pengolahan makan/minuman.
d.      Pendataan, Evaluasi, dan Pelaporan
Pendataan yang dilakukan adalah untuk mengetahui jumlah pedagang, per dan jenis makanan dan minuman apa saja yang diperdagangkan maupun sumber bahan makanan dan minuman tersebut berasal. Pendataan ditujukan kepada pedagang yang berada di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Evaluasi dilakukan secara berkala terhadap fasilitas dan pedagang agar persyaratan hygiene dan sanitasi dapat terjaga dengan baik sehingga mutu makanan dan minuman yang didagangkan aman untuk konsumen dan apabila terjadi kasus keracunan makanan dapat terpantau dengan baik.
Kemudian pelaporan dari pendataan pedagang dilaporankan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terkati sebagai bahan untuk dilakukannya pembinaan.

3. Pedagang
a.      Pemahaman Hygiene Sanitasi
Memberikan pemahaman kepada pedagang untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dijual kepada konsumen dimulai dari bahan makanan yang belum diolah, kebersihan pedagang/penjamah sampai ke penyajian sehingga bebas dari bahaya cemaran biologis, kimia, dan benda lainnya dan aman untuk dikonsumsi.
b.      Pemahaman Keamanan Pangan
Pentingnya menjaga kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
c.      Penanganan dan Pengolahan Pangan yang Baik
Setiap orang yang terlibat dalam rantai pangan wajib mengendalikan risiko bahaya pada Pangan baik yang berasal dari bahan, peralatan, sarana produksi, maupun dari perseorangan sehingga keamanan pangan terjamin.

4. Konsumen
a.      Konsumen Selektif dan Kritis
Melakukan pengelolaan terhadap segala bahaya dan acamana serta melakukan upaya pencegahan terhadap sumber – sumber cemaran yang berasal dari lingkungan dan proses pengolahan makan/minuman.
b.      Kelompok Konsumen Aktif
Dengan terbentuknya sistem kelola dan pengawasan yang baik oleh pengelola kantin dan pemerintah maka konsumen memiliki peran penting dalam melakukan pengawasan terhadap aturan – aturan yang telah dibuat dan masukan – masukan dari konsumen tentunya akan memberikan dampak perbaikan ke pedagang maupun ke pengelola. 
c.      Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan
a) Konsumen adalah rantai terakhir dalam pengolahan makanan jadi
b) Ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan agar kebersihan tetap terjaga seperti membuang sampah pada tempatnya.
d.      Partisipasi Masyarakat
Masyarakat diharapkan ikut serta dalam menunjang keberhasilan program kantin sehat.


Manfaat Kantin Sehat
Manfaat dari adanya kantin yang sehat adalah:
1. Masyarakat/Konsumen

  • Melindungi masyarakat/konsumen dari bahaya penyakit yang bersumber dari makanan
  • Kepercayaan konsumen meningkat karena penyedia/pedagang menjual makanan/minuman yang baik dan sehat
  • Tersedianya tempat, fasilitas, dan pangan yang bermutu maka dengan sendirinya status gizi dan derajat kesehatan meningkat
  • Mengurangi rasa khawatir masyarakat akan dampak negatif yang timbul
2. Institusi
  • Terjaminnya keamanan dan kebersihan pangan dan kantin memberikan rasa nyaman dan tenang
  • Produktivitas institusi meningkat dengan sendirinya karena tidak adanya waktu yang terbuang karena proses pengobatan
  • Institusi merasa nyaman karena dapat mengendalikan tempat, fasilitas, dan pangan yang terpercaya.
3. Pedagang
Meningkatkan pendapatan pedagang karena meningkatnya kepercayaan konsumen karena penyedia/pedagang menjual makanan/minuman yang baik dan sehat.

4. Pemerintah
  • Kontrol terhadap terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)
  • Berkurangnya kejadian keracunan pangan, status gizi dan derajat kesehatan masyarakat meningkat tentunya ini menjadi asset yang berharga bagi pemerintah.
Share:

Pelala

Total Pageviews