Belajar mendalami sesuatu dengan cara ikut menyelaminya

Saturday, 27 April 2013

K2NUI (Kuliah Kerja Nyata) 2013

Berikut ini adalah essai yang saya buat untuk persyaratan awal K2NUI 2013 dengan tema Harmoni dalam Kebhinekaaan menuju Masyarakat Sejahtera dan Mandiri” pada tanggal 23 Juni – 25 Juli 2013 dengan lokasi Kampung Sawinggrai (Pulau Gam - Kab. Raja Ampat).

Kabupaten Raja Ampat merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari beberapa gugus pulau besar maupun kecil, untaian karang laut, pegunungan, hutan tropis, pantai berpasir putih dan aneka ragam kehidupan satwa di dalamnya membuat Raja Ampat memiliki pemandangan alam yang indah. Berada di Jantung Segitiga Terumbu Karang yang luas wilayahnya sekitar 4 juta hektar daratan dan laut. Terdapat empat pulau besar yaitu P. Batanta, P. Salawati, P. Misool dan P. Waigeo, serta ratusan pulau kecil lainnya.
Gambar Sawinggrai (http://routinescape.wordpress.com dok.)
Raja Ampat adalah salah satu daerah ekosistem penting di Kepulauan Indonesia yang diperkaya dengan ribuan spesies ikan, terumbu karang dan burung. Terletak di gerbang Lautan Pasifik, dekat dengan Semenanjung Kepala Burung Papua Barat. Kabupaten Raja Ampat berada di lokasi strategis Segitiga Terumbu Karang dan telah menjadi pusat keanekaragaman hayati Dunia. Sekitar 603 spesies terumbu karang, 1397 spesies ikan karang dan berbagai pulau atol.
Kampung Sawinggrai berada di pulau Gam yang secara administratif terletak di Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kampung Sawinggrai merupakan salah suatu daerah yang memiliki potensi pariwisata yang sangat menjanjikan di Kabupaten Raja Ampat dan dihuni sekitar 36 kepala keluarga dan sebagian besar dari mereka memiliki keahlian membuat kerajinan khas pahatan patung.

Gambar. Dermaga Sawinggrai (http://routinescape.wordpress.com dok.)

Kota Sorong adalah kota transit terdekat untuk menuju Kabupaten Raja Ampat melalui jalur penerbangan langsung dari Jakarta, Manado dan Makassar dan ferry cepat ke Waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat yang terletak di Pulau Waigeo dan kemudian menggunakan Boat atau Perahu Tradisional untuk menuju Kampung Sawinggrai yang berbeda pulau dengan. Selain dari Waisai, kita juga bisa mencapai Kampung Sawinggrai dari Pelabuhan Usaha Mina, Sorong dengan menyewa kapal cepat. Karena masih sangat terpencil, jangan banyak berharap akan ada sinyal provider telepon selular selama menginap di kawasan. Adapun listrik, pemerintah daerah saat ini baru mampu menjamin pasokan di Waisai, Pulau Waigeo, sementara listrik di tiap pulau dan resort yang tersebar, terpaksa swadaya.
Beragam potensi yang dimiliki oleh Kampung Sawinggrai sampai saat ini masih tetap terjaga berkat kerja keras penduduk setempat. Tradisi Sasi Laut yaitu larangan menangkap jenis fauna laut tertentu di sebuah kawasan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati oleh masyarakat meskipun penduduk setempat hidup sebagai nelayan adalah salah satu contoh dari perpaduan antara pelestarian lingkungan dengan pariwisata kebudayaan lokal. Cenderawasih merah adalah salah satu yang terkenal dari daerah ini, sehingga Kampung Sawinggrai identik dengan burung ini.
Salah satu strategi pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat untuk menunjang kemajuan sektor Pariwisata dan meningkatkan sumber pendapatan penduduk lokal yang hidup Kampung-Kampung di kepulauan Raja Ampat adalah dengan memberdayakan beberapa lokasi tempat tinggal penduduk asli kepulauan Raja Ampat menjadi sebuah Kampung wisata.
Dalam pelaksanaanya pengembangan Kampung wisata ini adalah dengan menitik beratkan pengembangan potensi budaya lokal yang dan potensi wisata alam yang ada di sekitar lokasi Kampung tersebut. Selain berusaha mengangkat potensi wisata di setiap Kampung, pemerintah daerah juga bekerja sama dengan Kampung-Kampung setempat dalam menyediakan rumah-rumah penginapan yang disewakan bagi para wisatawan yang berkunjung.

Maka tidak mengherankan jika penggerak perekonomian masyarakat setempat bertumpu pada sektor perikanan, ekonomi kreatif dan pariwisata. Tidak mengherankan jika Sawinggrai masuk dalam pengembangan Kampung wisata di Kabupaten Raja Ampat sehingga perekonomian rakyat setempat terus berkembang. Untuk usaha kreatif skala rumahan ini terus berkembang setelah Pemerintah Kabupaten Raja Ampat menjadikan pariwisata sebagai tulang punggung perekonomian daerah. Pilihan itu karena besarnya potensi alam bahari, keragaman tradisi budaya, dan perjalanan sejarah di gugusan pulau di kabupaten yang 80 persen wilayahnya adalah laut. Mulai 2008, sebagai kabupaten yang baru terbentuk tahun 2003.
Hampir semua ibu rumah tangga di Kampung Arborek dan Sawinggrai membuat kerajinan anyaman. Namun di Kampung lainnya memproduksi kerajinan tempurung kelapa, kerang, anyaman lidi kelapa, dan ukiran kayu dikerjakan oleh kaum laki-laki. Penghasilan keluarga tak lagi bergantung pada tangkapan ikan. Meski hasilnya tidak besar, penjualan kerajinan mampu menutupi kebutuhan biaya sekolah anak.
Namun dibalik itu semua, harga sebotol Air Mineral dengan berat 1,5 liter seharga Rp. 12.000 lebih mahal dibandingkan satu liter minyak. Harga tersebut bukan ulah spekulan melainkan membutuhkan perjalanan yang panjang untuk sampai ke Kampung Sawinggrai.
Hebatnya meskipun di Kabupaten Raja Ampat punya potensi pertambangan, justeru bukan itu yang diunggulkan melainkan pariwisata yang lebih di kembangkan karena mempunyai manfaat jangka panjang dan tak pernah habis serta dampaknya multisektor oleh Pemerintah setempat.
Tingkat Pendidikan sebagian besar penduduk di Kampung hanya menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar karena hampir di setiap kampung memiliki Sekolah Dasar sedangkan SMP berada di ibukota distrik, SMK perikanan berada di kampung Samate dan SMU berada di Ibukota Kabupaten, Waisai.

Di bidang Kesehatan hamper setiap kampung memiliki bidan kampung, mantri atau suster. Selain itu juga terdapat kader posyandu serta dukun terlatih. Dokter hanya ada di ibukota kabupaten dan beberapa ibukota distrik yang beberapa kali mengadakan kunjungan ke kampung-kampung.

Dahulu ketika transportasi belum bergantung pada minyak dan pusat kesehatan tidak tersedia di tiap kecamatan, hutan menjadi salah satu tempat selain laut untuk mencari kehidupan. Akar dan daun tumbuhan dari hutan diracik menjadi ramuan untuk obat. Sekarang penduduk setempat sudah tidak lagi mencari obat dari hutan karena semua telah tersedia dalam bentuk kapsul, meskipun juga masih harus membayar.

Sumber:

Share:

Monday, 8 April 2013

SITUASI BELAJAR DALAM KESEHATAN MASYARAKAT


Dalam pembukaan UU 45 kita terdapat bunyi, mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara yang dijadi landasan utama dalam setiap pembangunan. Pembangunan dalam kesmas adalah masyarakat mempunyai kemampuan untuk hidup sehat, untuk mencapai itu maka diperlukan upaya pembelajaran untuk mampu hidup sehat.

Di dalam pendidikan kesehatan ditinjau dari situasi belajar terdapat 3 tipe belajar, yaitu: 
1. Situasi yang diwajibkan (required outcome situation)suatu proses belajar yang hasilnya benar-benar dikehendaki/diwajibkan/dipaksa tatkala terdapat situasi di mana suatu perubahan perilaku/tindakan tertentu benar-benar dibutuhkan individu/sekelompok individu. Tipe belajar ini biasanya dilakukan petugas kesehatan ketika menemukan situasi gawat darurat, seperti:

  • Gunung meletus
  • Banjir besar
  • Gempa bumi 
  • Wabah penyakit di suatu daerah.
2. Situasi yang disarankan (recommended outcome situation)Adalah situasi yang membolehkan untuk memilih tanpa ada paksaan dan bertujuan untuk memberikan informasi, menyadarkan, menasihati orang dan mendorong masyarakat untuk melakukan penilaian sendiri terhadap kegunaan dari program yang disarankan. Dengan catatan perlu adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan. Contoh adalah alat kontrasepsi berikut dengan pilihannya. 

3. Situasi yang ditetapkan sendiri (self-directed outcome situation)
Self-Directed Programme adalah suatu proses belajar yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam uasaha mereka mencari informasi, mengevaluasi, merencanakan dan menyusun program mereka sendiri. Bantuan itu berupa: petunjuk, pengarahan, bimbingan dan saran kepada masyarakat.


Diantara ketiga situasi tersebut yang optimal adalah situasi yang ditetapkan sendiri karena masyarakat sendiri yang mencari informasi sehingga masyarakat dengan sendirinya mampu meningkatkan kemampuan untuk sehat secara mandiri. Akan tetapi pada saat ini hal yang paling dominan dalam keseharian kita adalah situasi yang diwajibkan.

Share:

Tuesday, 2 April 2013

JENUH APAKAH MENGUNTUNGKAN?

Dalam keadaan seperti sekarang ini, bagi kita orang muda akan selalu menemukan kata "JENUH" dalam melakukan sesuatu yang berkepanjangan, apakah kita dapat memahami apa itu jenuh??

Tidak semua orang dapat memahami kenapa harus jenuh namun sebahagian dari pada sekelumit orang menyadari jika jenuh itu berasal dari pada keletihan dalam menjalankan suatu rutinitas yang berkelanjutan.

Nah, jika hal ini terus berlanjut maka kita akan selalu dihadapkan kepada MALAS dengan dimaksudkan tidak bergairah kembali menjalani suatu rutinitas tersebut.

Didalam menghadapi suasana seperti ini kita harus dapat mengenali diri kita sendiri tentang apa yang membuat Jenuh dan Kenapa bisa malas dan kita harus mampu menganilisa diri sendiri dengan memperhatikan Sebab - Akibat atau Teori timbal balik yang mana jika kita memekikkan suara di tempat ruang terbuka dan didepannya terdapat ruang kosong yang berdiri tebing yang kokoh sehingga mengakibatkan suara tersebut memantul kembali.

Secara tidak langsung, suara pantulan tadi hanya dapat didengarkan sendiri oleh kita namun di suatu sisi lainnya kita tidak tau bahwa di atas tebing sana atau disebelah tebing lainnya ataupun disekeliling kita ada yang tengah menikmati dan merasakan apa yang tengah kita lakukan.

kaitan dari permisalan diatas dengan Jenuh adalah kita hanya dapat menikmati apa yang kita kerjakan sendiri tanpa menyadari bahwa orang lain di sekitar kita. Jika Jenuh telah datang ada baiknya kita harus berfikir bahwa apa yang kita kerjakan kini bukanlah untuk diri kita sendiri namun cubalah berfikir bahwa kedepannya akan ada manfaat apa yang telah kita perbuat dan apa yang kita lakukan sekarang mempunyai sisi lain yang tengah dinikmati oleh orang lain tanpa dapat kita sadari.

Share:

Penanggulangan Bencana

I. Pengertian
 
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh factor alam dan/atau factor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian haa benda, dan dampak psikologis (UU No 24 Tahun 2007).
 
II. Identifikasi Sumber bencana
 
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
 
 
III. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana
 
Setelah kita mengetahui pengertian dan sumber bencana, secara sederhana kita dapat membuat suatu pembagian untuk mempermudah dalam penyusunan kegiatan penanggulangan bencana sebagai berikut: 
 
a. Pra Bencana
Langkah-langkah yang diperlakukan pada saat ini adalah:
Pencegahan
Ialah dengan melakukan upaya untuk mencegah terjadinya bencana bahkan jika mungkin dengan meniadakan bahaya.
Mitigasi
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Ada 2 bentuk mitigasi :
  • Mitigasi struktural (membuat check dam, bendungan, tanggul sungai, dll.)
  • Mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang, pelatihan)

Kesiapsiagaan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Kegiatan penyusunan dan ujicoba rencana penanganan kedaruratan, mengorganisasi, memasang dan menguji sistem peringatan dini, penggudangan dan penyiapan barang-barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar, pelatihan dan persiapan, penyiapan mekanisme alarm dan prosedur-prosedur tetap.
 
Misalnya: Penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi, Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan / pedoman penanggulangan bencana.
 
b. Saat Bencana
Tanggap darurat
Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.
Pada saat ini perlu dilakukan tindakan-tindakan yang dilakukan seketika sebelum, pada saat dan seketika sesudah terjadinya suatu kejadian bencana.
Bantuan Darurat
Merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa:
  • Pangan
  • Sandang
  • Tempat tinggal sementara
  • Kesehatan
  • Sanitasi dan air bersih
  • Pengkajian cepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumberdaya
  • Pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban Pemenuhan kebutuhan dasar
c.  Pasca Bencana
Pemulihan
Proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali sarana dan prasarana pada keadaan semula dengan melakukan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi.
Rehabilitasi
Upaya atau langkah – langkah yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian.
Rekonstruksi
Program jangka menengah dan yang jangka panjang meliputi perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya. 
Share:

Pelala

Total Pageviews